KATA
PENGANTAR
Dengan mengucapkan syukur kehadiran Allah SWT, Atas
rahmat dan karunia-Nya yang diberikan kepada penulis, sehingga Usulan
Penelitian ini dapat terselesaikan. Adapun maksud dari penulis usulan
penelitian ini adalah sebagai salah satu syarat menempuh ujian sarjana pada
Fakultas Pertanian Universitas Asahan Kisaran.
Dalam kesempatan
ini perkenankan lah penulis untuk mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada :
1.
Ibu Lanna
Reni Gustianty, MP selaku Dekan Fakultas Pertanian
Universitas Asahan Kisaran dan selaku Ketua Komisi Pembimbing yang telah
memberikan banyak masukan dan arahan
2.
Bapak Elfin Effendi, STP, MP selaku
Anggota Komisi Pembimbing yang telah banyak memberikan masukan dan arahan
3.
Bapak Ir. Syahminar Batubara,
MP sebagai Ketua Jurusan Agroekoteknologi
Pertanian
4.
Orang tua yang telah banyak
memberikan dukungan moril dan materil kepada penulis serta pihak Perpustakaan
Universitas Asahan yang telah menyediakan bahan bacaan yang mendukung penulisan
Usulan Penelitian.
Penulis menyadari akan kekurangan- kekurangan yang
terdapat dalam penulisan ini, untuk itu masukan dan saran yang bersifat positif
dan konstruktif sangat diharapkan. Akhir kata penulis saya ucapkan terima
kasih.
Kisaran,
Juli 2013
I.
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang.
Jagung baby corn ( Zea mays L) biasa disebut jagung semi
atau jagung muda sebenarnya tongkol jagung yang dipanen pada waktu muda ( belum
berbiji). Mulanya sayuran ini hanya sebagai hasil sampingan sehingga jumlahnya
relative sedikit dan sukar didapatkan dipasaran. Baby corn dapat tumbuh di
dataran tinggi, baik didaerah beriklim panas ataupun dingin. Tanah yang disukai
baby corn adalah tanah yang gembur, kaya dengan humus. Baby corn tidak perlu
disemai, melainkan ditanam langsung pada tanah yang telah diolah ( Siagian dan
Harahap, 2001).
Selain jagung manis ternyata jagung
muda juga punya khasiat yang luar biasa adalah Baby corn mengandung vitamin b5
yang meningkatkan fungsi fisiologis, vitamin C yang membantu memerangi beragam
penyakit, sedangkan folat membantu meregenerasi sel tubuh dan mencegah cacat
lahir, kandungan serat membantu mengatasi masalah pencernaan dan dapat menurunkan
kolesterol serta konsumsilah pada penderita anemia dan kaya nutrisi yang
terdapat pada baby corn (http:// budidaya.blogspot.com/2011/06/18 baby
corn.html).
Penggunan pupuk merupakan salah satu
cara untuk meningkatkan pertumbuhan tanaman. Karena factor kesuburan tanah yang
semakin lama semakin berkurang sehingga tanaman perlu diberikan makanan
tambahan yaitu berupa pupuk. Menurut Novizan (2005) pupuk didefenisikan sebagai
material yang ditambahkan ketanah atau tajuk tanaman
dengan tujuan untuk melengkapi ketersediaan unsur hara. Pupuk majemuk ada pupuk an-organik yang mengandung
lebih dari unsure hara makro N, P,K. Disamping itu pula mengandung satu atau
lebih unsure hara mikro. Yang digunakan pupuk NPK Mutiara yang cocok digunakan
pada semua jenis sayuran, buah, bunga, tanaman pangan, dan palawija.
Adapun komposisi kandungan nya terdiri dari N=16%, P2O5=16%,
K2O=16%, serta berbagai unsur lain seperti Ca, Mg, S, Fe, Mn, Zn, Cu, Bo, Mo,
dan aktivator organik.
Selain an organik ada pupuk yang sangat berperan untuk tanah dan
tanaman yaitu pupuk organic. Pemberian pupuk organik sangat berpengaruh positif
bagi tanam. Baglog jamur adalah media tanam jamur yang digunakan sebagai bahan
produksi jamur. Pada media ini nantinya akan dikondisikan agar tumbuh jamur.
Istilah baglog mengandung arti kantung (bag) media berbentuk kayu gelondongan
(log). Ketika plastik media dilubangi atau sobek, dari lubang itulah akan
tumbuh jamur. (Djojosuwito dkk, 2000).
B. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian
ini adalah untuk mengetahui respon perlakuan pemberian pupuk organik asal baglog jamur dan pupuk
NPK mutiara terhadap pertumbuhan dan produksi anaman jagung( Zea mays L) Baby Corn serta interaksinya.
C. Hipotesis
Hipotesis penelitian adalah :
1.
Ada respon perlakuan
pupuk organik asal baglog jamur terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman baby
corn.
2.
Ada respon perlakuan
pemberian pupuk NPK Mutiara terhadap
pertumbuhan dan produksi tanaman baby corn
3.
Ada interaksi
perlakuan pupuk asal baglog jamur dan pupuk NPK Mutiara terhadap pertumbuhan
dan produksi tanaman baby corn.
D. Kegunaan Penelitian
Kegunaan penelitian adalah :
1.
Sebagai bahan dasar penulisan
skripsi yang merupakan salah satu syarat untuk memempuh ujian sarjana di
Fakultas Pertanian Universitas Asahan.
2.
Hasil penelitian ini diharapkan
menjadi masukan dan sumbangan pemikiran bagi perguruan tinggi khususnya
Fakultas Pertanian Universitas Asahan.
II. TINJAUAN PUSTAKA
A.
Sistematika Tanaman Jagung Baby Corn
Kedudukan
jagung baby corn dalam taksonomi tumbuhan diklasifikasikan sebagai berikut :
Kingdom :
Plantae
Divisio :
Spermatophyta
Subdivisio :
Angiospermae
Class :
Monocotyledoneae
Ordo : Poales
Familia : Poaceae(Graminae)
Genus : Zea
Spesies : Zea mays L ( Tjitrosoepomo, 2009).
Baby corn atau biasa disebut jagung semi atau jagung putri
sebenarnya merupakan tongkol jagung yang dipanen waktu muda (belum berbiji).
Mulanya sayuran ini hanya sebagai hasil sampingan panen jagung sehingga
jumlahnya relatif sedikit dan sukar didapatkan di pasaran ( Siagian dan
Harahap, 2001).
B. Morfologi
Tanaman Jagung Baby Corn
Daun jagung terdiri dari pelepah
daun dan helaian daun. Helaian daun memanjang dan pelepah daun meruncing.
Antara pelepah daun dan helaian daun dibatasi oleh specula yang berguna untuk
menghalang masuknya air hujan atau embun kedalam pelepah daun ( Suprapto dan
Marzuki, 2002).
Jagung berbentuk ruas. Ruas-ruas berjajar
secara vertikal pada batang jagung. Pada tanaman jagung yang sudah tua, jarak
antar ruas semakin berkurang (Belfield dan Brown, 2008). Batang tanaman jagung
beruas-ruas dengan jumlah 10-40 ruas. Tanaman jagung umumnya tidak bercabang.
Batang memiliki dua fungsi yaitu sebagai tempat daun dan sebagai tempat
pertukaran unsur hara. Unsur hara dibawa oleh pembuluh bernama
xilem dan floem. Floem bergerak dua arah dari atas kebawah dan dari
bawah ke atas. Floem membawa sukrose menuju seluruh bagian tanaman dengan
bentuk cairan.
Bunga
tanaman jagung terdiri atas bunga jantan dan bunga betina yang letaknya
terpisah. Bunga jantan terletak pada ujung tanaman, sedangkan bunga betina pada
sepanjang pertengahan batang dan beberapa pada salah satu ketiak daun. Bunga
terbentuk pada saat tanaman saat mencapai pertengahan umur ( Suprapto dan Marzuki, 2002).
Buah jagung terdiri dari tongkol, biji, dan
daun pembungkus. Biji jagung terletak pada tongkol yang tersusun memanjang.
Perkembangan biji dipengaruhi beberapa factor antara lain varietas tanaman,
tersedianya kebutuhan makanan dalam tanah, dan factor lingkungan seperti sinar
matahari dan kelembaban udara. Biji jagung mempunyai bentuk, warna, dan
kandungan endosperm yang bervariasi. Biji jagung tersusun dalam barisan yang
melekat secara lurus atau berkelok. Biji ini terdiri dari 3 bagian utama yaitu
kulit biji,endosperm, dan embrio ( Lakitan, 2004 ).
C. Syarat Tumbuh Tanaman
Jagung ( Zea mays L) Baby Corn.
a. Iklim
Jagung merupakan tanaman daerah panas yang dapat tumbuh didataran rendah
atau dataran tinggi yaitu sekitar 1m- 1000 m dari permukaan laut. Curah hujan
yang diperlukan jagung yaitu 250 mm- 10000 mm, jagung juga dapat tumbuh di
daerah beriklim sedang yaitu pada temperature 230C- 270C.
Untuk pertumbuhan optimalnya, jagung menghendaki persyaratan penyinaran matahari
penuh, tidak terlindung agar pertumbuhan jagung tidak merana, suhu optimal yang
dikehendaki berkisar antara 250C – 340C, suhu semacam ini
terdapat pada ketinggian 0m – 600m dpl, membutuhkan curah hujanyang cukup, terutama
pada awal pertumbuhan( perkecambahan) dan pada saat pembungaan dan pengisiian
biji. Pada lahan kering curah hujan yang dikehendaki antara 85mm/ bulan
(Suprapto dan Marzuki, 2002).
b. Tanah
Jagung
dapat tumbuh pada tanah berpasir maupun tanah liat berat. Namun tanaman jagung
akan tumbuh lebih baik pada tanah yang gembur dan kaya akan humus dengan Ph
Tanah antara 5,6- 7,5. Tanah yang padat serta kuat menahan air tidak baik bila
ditanam jagung karma dapat menghambat pertumbuhan akarnya, bahkan membunuh akarnya.
Tanah tempat penanaman jagung yang baik harus selalu dalam keadaan kering dan
curah hujan tidak terlalu lebat. Oleh karna itu banyak ditanam pada akhir musim
hujan. Tanah sebagai tempat penanaman jagung ialah tanah yang tidak terlalu
basah, sebab apabila tanah terlalu basah akar akar tanaman jagung yang masih
muda akan mudah membusuk ( Suprapto dan Marzuki, 2002).
D. Peranan Pupuk Organik asal
baglog jamur bagi Tanah dan Tanaman
Pupuk organik mempengaruhi kualitas
produk tanaman yang hingga saat ini belum banyak diperhatikan. Tanaman sayuran
yang dipupuk dengan pupuk organik akan lebih segar dan enak rasanya, serta daya
simpannya lebih lama. Tanaman sayuran yang dipupuk dengan pupuk organik akan
memiliki bobot yang lebih berat dibandingkan dengan sayuran an-organik ( Hendarsin
dan Srijono,
2001).
Pupuk organik dapat berperan sebagai
pengikat butiran tanah yang padat atau keras menjadi butiran yang lapang atau
remah dalam pembentukan agregat yang mantap. Keadaan ini besar pengaruhnya pada
keadaan struktur tanah, penyimpangan dan penyediaan air, aerasi tanah, dan suhu
tanah. Senyawa atau unsur – unsur organik merupakan kandungan utama pupuk ini
dapat dimanfaatkan tanaman setelah melalui proses dekomposisi didalam tanah
(Marsono dan Sigit, 2001).
Pemberian pupuk organik sangat berpengaruh positif bagi tanaman. Baglog jamur adalah media tanam jamur yang digunakan sebagai bahan
produksi jamur. Pada media ini nantinya akan dikondisikan agar tumbuh jamur.
Istilah baglog mengandung arti kantung (bag) media berbentuk kayu gelondongan
(log). Ketika plastik media dilubangi atau sobek, dari lubang itulah akan
tumbuh jamur. (Djojosuwito dkk, 2000).
E. Peranan Pupuk NPK Mutiara
terhadap Tanah dan Tanaman
Hara
N, P, dan K merupakan hara esensial bagi tanaman dan sekaligus
menjadi faktor pembatas bagi pertumbuhan
tanaman. Peningkatan dosis pemupukan N di dalam tanah secara langsung dapat
meningkatkan kadar protein (N) dan produksi tanaman jagun baby corn, tetapi
pemenuhan unsur N saja tanpa P dan K akan menyebabkan tanaman
mudah rebah, peka terhadap serangan hama penyakit dan menurunnya kualitas
produksi pemupukan P yang dilakukan terus menerus tanpa menghiraukan kadar P
tanah yang sudah jenuh dapat pula mengakibatkan menurunnya tanggap tanaman
terhadap pemupukan P dan tanaman yang dipupuk P dan K saja tanpa disertai N,
hanya mampu menaikkan produksi yang lebih rendah. Pupuk K merupakan hara makro,
yang diserap tanaman dalam jumlah yang banyak. Hara K berfungsi dalam proses
fotosintesis dengan memperlancar proses masuknya CO2 lewat stomata, transport
fotosintat, air dan gula, serta dalam sintesis protein dan gula ( Lingga dan
Marsono, 2007).
F. Mekanisme Serapan Unsur
Hara Melalui Akar
Masuknya
unsur hara melalui akar dan selanjutnya ke organ tanaman diatas tanaman melalui
tahapan yaitu masuknya unsure hara dari larutan tanah ke epidermis kemudian ke
sitoplasma dan antar sel-sel penyusun jaringan akar, selanjutnya trasportasi
unsur hara dari xylem ke akar jaringan organ tanaman diatas tanah. Setelah
ion-ion berada dalam xylem, maka ion- ion tersebut akan diangkat keatas melalui
daerah gabungan xylem akar dan batang sampai ke mesofil daun (Agustina, 2004).
Proses diangkut keatasnya ion- ion tersebut
mengikuti aliran transfirasi, karna ada aliran transfirasi tidak hanya air
murni tetaapi juga berisi ion- ion yang akan dikirim ke dinding sel- sel daun.
Ion- ion yang sudah sampai ke daun dapat pula keluar dari daun melalui proses
pencucian, gutasi, ekskreasi garam, dan gugurnya daun ( Agustina, 2004).
III.
BAHAN DAN METODE
A. Tempat Dan Waktu
Penelitian
ini dilaksanakan di Jalan Durian Kisaran, Kabupaten Asahan, dengan topografi
datar dan tinggi tempat 12 m dpl. Penelitian dilaksanakan bulan Juli 2013
sampai dengan Agustus 2013.
B. Bahan dan Alat
a. Bahan
1.
Benih jagung Bisi 2 varietas
unggul nasional.
2.
Pupuk organik asal beklot jamur
dengan kadar air 60 %.
3.
Pupuk NPK Mutiara 16 : 16 : 16
( NPK Mutiara)
4.
Insektisida digunakanDECIS 2,5
EC ( bahan aktif Deltamethrin 25 g/l)
5.
Fungisida digunakan COZEB 80 WP
Mankozeb 80%.
b. Alat
1.
Cangkul, parang, dan babat.
2.
Gembor dan handsprayer
3.
Meteran sebagai alat ukur, papan
kode perlakuan, kode ulangan, plat tanaman
sampel, dan papan judul penelitian
4.
Ember, Alat tulis, kalkulator,
dan timbangan.
C.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan
Rancangan Acak Kelompok ( RAK) Faktorial dengan dua factor. Rancangan ini
merupakan rancangan untuk percobaan lapangan yang sederhana.
1.
Faktor pemberian pupuk organik asal
baglog jamur terdiri dari 4 taraf yaitu:
BO = 0 ton/ ha ( 0 kg / plot)
B1
= 5 ton/ ha ( 1,25 kg / plot)
B2
= 10 ton/ ha ( 2,50 kg / plot)
B3 = 15
ton/ ha ( 3,75 kg/ plot)
2.
Faktor pemberian pupuk NPK
Mutiara terdiri dari 3 taraf yaitu :
NO = O kg NPK mutiara/ ha ( 0 g / plot)
N1 = 300 kg NPK mutiara/ ha ( 45 g / plot)
N2 = 600 kg NPK mutiara/ ha ( 90 g / plot)
Jumlah kombinasi perlakuan sebanyak 4 x 3 = 12 perlakuan antara lain
:
B0N0 B1N0 B2N0 B3N0
B0N1 B1N1 B2N1 B3N1
B0N2 B1N2 B2N2 B3N2
Berdasarkan kombinasi perlakuan maka jumlah ulangan dapat ditentukan
sebagai berikut:
Dengan banyak ulangan :
(t-1) (n-1) ³ 15
(12-1) (n-1) ³ 15
11 (n – 1) ³ 15
11 n - 11 ³ 15
11 n ≥ 15 + 11
11 n ≥ 26
n ≥ 26 / 11 n ≥ 2,4
Karena n lebih dari atau sama dengan 2,4 maka diambil
lebih dari 2,4 yaitu 3 ulangan,susunan plot percobaan adalah sebagai berikut:
Jumlah ulangan :
3 ulangan
Jumlah kombinasi perlakuan : 12 perlakuan
Jumlah plot :
36 plot
Jumlah tanaman per plot :
16 tanaman
Jumlah tanaman sampel per plot : 4 tanaman
Jumlah tanaman sampel seluruhnya : 144 tanaman
Jumlah tanaman seluruhnya : 576 tanaman
Jarak antar ulangan :
100 cm
Jarak antar plot :
50 cm
Jarak tanam :
75 cm x 15 cm
Panjang plot :
100 cm
Lebar plot :
150 cm
Sebagai berikut
Yijk
= µ + αi + βj + φk +
(αβ) jk + Σ ijk
Dimana
:
Yijk = Hasil
pengamatan pada ulangan ke-i, perlakuan pemberian pupuk organik
asal beklot pada taraf ke-j, dan factor pemberian pupuk NPK Mutiara
pada taraf
ke
- k.
µ = Efek nilai tengah
αi = Efek dari pemberian pupuk organik asal beklot
βj = Efek dari pemberian pupuk NPK Mutiara
φk = Efek ulangan taraf ke-k
(αβ) ij =
Efek kombinasi antara
pemberian pupuk organik asal beklot pada taraf ke-i dan pemberian pupuk NPK Mutiara
pada taraf ke-j.
Σ ijk = Efek galat pada factor pemberian pupuk organik asal beklot taraf ke-i dan pemberian pupuk NPK Mutiara
pada taraf ke-j pada ulangan
ke- k.
D. Pelaksanaan Penelitian
- Persiapan lahan
Lahan
dibersihkan dari kotoran, seperti bebatuan, kayu, akar, dan sisa tanaman.
Kemudian tanah dicangkul dan digemburkan. Pengolahan tanah bertrujuan untuk
membersihkan gulma dan memperbaiki sifat fisik dan biologi tanah. Pengolahan
nya yaitu dengan membalik, mencacah, dan meratakan tanah agar tanah menjadi
gembur. Pembuatan plot percobaan dibuat dengan ukuran150 x100 cm sebanyak 27
plot dengan jarak ulangan 100 cm dan jarak antar plot 50 cm.
- Penanamam
Satu minggu setelah pengolahan tanah dan pembuatan plot selanjutnya
dilakukan penanaman dengan membuat tugal sedalam 3 cm. Benih selanjutnya
dimasukkan kedalam lubang tanam dengan jmlah 2 butir / lubang, kemudian lubang
tanam ditutup secara hati- hati dengan tanah gembur. Untuk mendaopatkan agar
tanaman tumbuh sejajar sesuai jarak tanam maka dapat digunakan batuan tali
plastic ketika membuat lubang tanam.
3. Pemupukan
Pemberian pupuk organic asal beklot jamur dilakukan sebanyak 1 kali
pada saat selesai pembuatan plot penelitian dengan cara menaburkan diatas plot
secara merata dengan dosis sesuai perlakuan, sedangkan pemberian NPK Mutiara
dilakukan sebanyak 2 kali yakni setengah dosis pada saat setelah tanam dan
setengah dosis juga pada saat tanaman berumur 2 MST. Pemberian pupuk dengan
cara ditugal dalam tanah untuk menghindari penguapan.
4. Pemeliharaan
a. Penyulaman
Penyulaman
bertujuan mempertahankan populasi, penyulaman dilakukan terhadap tanaman yang
mati atau pertumbuhannya kurang baik. Penyulaman dapat dilakukan pada saat
tanaman berumur 1 s/d 2 minggu setelah tanam dengan menggunakan tanaman barier
yang telah dipersiapkan.
b.
Penyiangan dan pembubunan
Penyiangan bertujuan untuk menghindari persaingan antar tanaman
dengan gulma dalam hal penyerapan unsur hara, penyiangan dilakukan dengan
interval 2 minggu sekali. Pembubunan dilakukan bersamaan dengan penyiangan.
Pembubunan bertujuan untuk menutup disekitar perakaran agar batang tanaman
menjadi kokoh dan tidak mudah rebah sekaligus menggemburkan tanah disekitar
tanaman.
c.
Penyiraman
Penyiraman dilakukan setiap hari, yaitu pada pagi dan sore hari
kecuali bila hujan turun deras yang diperkiran telah mencukupi kebutuhan
tanaman. Penyiraman dengan menggunakan gembor.
d.
Pengendalian hama
dan penyakit.
Pengendalian hama
penyakit dengan menggunakan pestisida. Untuk hama tanaman dapat menggunakan insektisida,
sedangkan untuk mengendalikan penyakit dengan menggunakan fungisida.
5. Pemanenan
Panen dilakukan dua hari setelah rambut
tongkol keluar (silking) pada pagi atau sore hari. Setelah tongkol keluar,
harus dilakukan pengontrolan agar panen tidak terlambat. Sebab keterlambatan
sehari saja bisa mengurangi kualitas baby corn. Hal ini disebabkan semakin hari
tongkol akan semakin mengeras dan membesar sehingga tidak memenuhi mutu yang
disukai konsumen. Sebaliknya panen tongkol yang lebih awal akan diperoleh baby
corn yang masih terlalu lunak. Sehingga ujung tongkol lebih mudah patah
kualitasnya menurun. Ditinjau dari segi standar mutu baby corn, memang belum
ada ketentuan baku
tentang standar mutu. Setiap konsumen memiliki standar mutu sendiri misalnya :
Taiwan menetapkan panjang baby corn sekitar 10 cm dan diameter sekitar 1,2 cm;
Philipina menetapkan panjangnya sekitar 4-11 cm dan diameternya sekitar
0,8-1,18 cm.
E. Peubah Amatan
- Tinggi tanaman jagung (cm).
Pengukuran tinggi tanaman dilakukan dari permukaan tanah hingga
bagian tertinggi dengan cara meluruskan daun keatas. Pengukuran dilakukan pada
umur 2,4, dan 6 MST.
- Diameter Batang (cm)
Pengukuran diameter batang dilakukan setelah tanaman berumur 2, 4,
dan 6 MST. pengukuran dilakukan pada ruas pertama diatas permukaan tanah, ruas
tengah, dan ujung batang dan kemudian dirata- ratakan.
- Jumlah Janten Per tanaman Sampel.
Jumlah janten diambil dari per tanaman sampel yaitu dengan cara
dihitung.
4.
Berat janten berkelobot per tanaman sampel (kg).
Berat
janten diambil dari masing- masing tanaman sampel pr plot dengan cara menimbang
berat janten basah berikut dengan kelobot.
- Produksi janten tanaman berkelobot per plot (kg)
Produksi per plot ditentukan dengan menimbang berat
janten basah berikut dengan kelobot per
plot.
DAFTAR PUSTAKA
Agustina,
L. 2004. Dasar Nutrisi Tanaman. Rineka Cipta. 2004.
Belfield,
Stephanie & Brown, Christine. 2008. Field
Crop Manual: Maize (A Guide to Upland Production in Cambodia). Canberra.
Djojosuwito, Soedijono, Azolla. 2000. Pertanian Organik
dan Multiguna. Yogyakarta : Penerbit Kanisius.
Hendarsin dan Srijono. 2001. Pupuk
Organik. Penebar Swadaya. Jakarta.
http://
budidaya.blogspot.com/2011/06/18. baby corn.html.
Lakitan,
B. 2004. Dasar Dasar Fisiologi Tumbuhan. PT. Raja Grafindo. Jakarta.
Lingga, P dan Marsono. 2007. Petunjuk
Penggunaan Pupuk. Penebar Swadaya. Jakarta.
Marsono dan P. Sigit. 2001. Pupuk
akar. Jenis dan Aplikasi. Penebar Swadaya. Jakarta.
Novizan, 2005. Petunjuk Pemupukan
Yang Efektif, Cet
I. Agro Media Pustaka. Jakarta
Pusat
Penelitian dan Pengembangan Pangan, 2007. Pangan.litbang.deptan.go.id www.puslitbang.bogor.net. Diakses pada tanggal 01 Nopember
2012.
Suprapto, HS dan A.R. Marzuki. 2002.
Bertanam Jagung. Penebar Swadaya. Jakarta.
Siagian, M.H. dan Harahap, R. 2001.
Pengaruh Pemupukan dan Tanaman Jagung terhadap
Produksi Baby Corn pada tanah podsolik merah kuning. Jurnal Penelitian
Universitas Muhammadiyah Jakarta.
Vol 7 (3) PP : 331- 340. Jakarta.
Tjitrosoepomo, Gembong. 2009. Morfologi Tumbuhan. Yogyakarta.
Gadjah Mada
University Press.
Lampiran 1. Bagan Plot Percobaan.
II
|
I
|
III
|
||
B0N3
|
B0N2
|
B0N1
|
||
B3N1
|
B3N3
|
B3N3
|
||
B3N2
|
B3N2
|
B3N2
|
||
B2N3
|
B0N1
|
B3N1
|
||
B0N2
|
B2N3
|
B0N2
|
||
B1N3
|
B0N3
|
B2N3
|
||
B2N2
|
B1N3
|
B2N3
|
||
B3N3
|
B2N2
|
B1N1
|
||
B1N2
|
B3N1
|
B2N1
|
||
B2N1
|
B1N2
|
B0N3
|
||
B1N1
|
B2N1
|
B1N2
|
||
B0N1
|
B1N1
|
B1N3
|
||