Minggu, 24 Juli 2016

skripsi jagung manis


   KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan syukur kehadiran Allah SWT, Atas rahmat dan karunia-Nya yang diberikan kepada penulis, sehingga Usulan Penelitian ini dapat terselesaikan. Adapun maksud dari penulis usulan penelitian ini adalah sebagai salah satu syarat menempuh ujian sarjana pada Fakultas Pertanian Universitas Asahan Kisaran.
            Dalam kesempatan ini perkenankan lah penulis untuk mengucapkan terima kasih yang sebesar- besarnya kepada :
1.   Ibu Lanna Reni Gustianty, MP selaku Dekan Fakultas Pertanian Universitas Asahan Kisaran dan selaku Ketua Komisi Pembimbing yang telah memberikan banyak masukan dan arahan
2.   Bapak Elfin Effendi, STP, MP selaku Anggota Komisi Pembimbing yang telah banyak memberikan masukan dan arahan
3.   Bapak Ir. Syahminar Batubara, MP sebagai Ketua Jurusan    Agroekoteknologi Pertanian
4.   Orang tua yang telah banyak memberikan dukungan moril dan materil kepada penulis serta pihak Perpustakaan Universitas Asahan yang telah menyediakan bahan bacaan yang mendukung penulisan Usulan Penelitian.
Penulis menyadari akan kekurangan- kekurangan yang terdapat dalam penulisan ini, untuk itu masukan dan saran yang bersifat positif dan konstruktif sangat diharapkan. Akhir kata penulis saya ucapkan terima kasih.
Kisaran,  Juli 2013
I.      PENDAHULUAN
A.   Latar Belakang.

Jagung baby corn ( Zea mays L) biasa disebut jagung semi atau jagung muda sebenarnya tongkol jagung yang dipanen pada waktu muda ( belum berbiji). Mulanya sayuran ini hanya sebagai hasil sampingan sehingga jumlahnya relative sedikit dan sukar didapatkan dipasaran. Baby corn dapat tumbuh di dataran tinggi, baik didaerah beriklim panas ataupun dingin. Tanah yang disukai baby corn adalah tanah yang gembur, kaya dengan humus. Baby corn tidak perlu disemai, melainkan ditanam langsung pada tanah yang telah diolah ( Siagian dan Harahap, 2001).
Selain jagung manis ternyata jagung muda juga punya khasiat yang luar biasa adalah Baby corn mengandung vitamin b5 yang meningkatkan fungsi fisiologis, vitamin C yang membantu memerangi beragam penyakit, sedangkan folat membantu meregenerasi sel tubuh dan mencegah cacat lahir, kandungan serat membantu mengatasi masalah pencernaan dan dapat menurunkan kolesterol serta konsumsilah pada penderita anemia dan kaya nutrisi yang terdapat pada baby corn (http:// budidaya.blogspot.com/2011/06/18 baby corn.html).
Penggunan pupuk merupakan salah satu cara untuk meningkatkan pertumbuhan tanaman. Karena factor kesuburan tanah yang semakin lama semakin berkurang sehingga tanaman perlu diberikan makanan tambahan yaitu berupa pupuk. Menurut Novizan (2005) pupuk didefenisikan sebagai
material yang ditambahkan ketanah atau tajuk tanaman dengan tujuan untuk melengkapi ketersediaan unsur hara. Pupuk  majemuk ada pupuk an-organik yang mengandung lebih dari unsure hara makro N, P,K. Disamping itu pula mengandung satu atau lebih unsure hara mikro. Yang digunakan pupuk NPK Mutiara yang cocok digunakan pada semua jenis sayuran, buah, bunga, tanaman pangan, dan palawija.
Adapun komposisi kandungan nya terdiri dari N=16%, P2O5=16%, K2O=16%, serta berbagai unsur lain seperti Ca, Mg, S, Fe, Mn, Zn, Cu, Bo, Mo, dan aktivator organik.
Selain an organik ada pupuk yang sangat berperan untuk tanah dan tanaman yaitu pupuk organic. Pemberian pupuk organik sangat berpengaruh positif bagi tanam. Baglog jamur adalah media tanam jamur yang digunakan sebagai bahan produksi jamur. Pada media ini nantinya akan dikondisikan agar tumbuh jamur. Istilah baglog mengandung arti kantung (bag) media berbentuk kayu gelondongan (log). Ketika plastik media dilubangi atau sobek, dari lubang itulah akan tumbuh jamur. (Djojosuwito dkk, 2000).
B.     Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui respon perlakuan pemberian pupuk organik asal baglog jamur dan pupuk NPK mutiara terhadap pertumbuhan dan produksi anaman jagung( Zea mays L) Baby Corn serta interaksinya.

C.    Hipotesis
Hipotesis penelitian adalah :
1.      Ada respon perlakuan pupuk organik asal baglog jamur terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman baby corn.
2.      Ada respon perlakuan pemberian pupuk NPK Mutiara terhadap  pertumbuhan dan produksi tanaman baby corn
3.      Ada interaksi perlakuan pupuk asal baglog jamur dan pupuk NPK Mutiara terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman baby corn.                                                                                                                                                                                                                                                                   
D.    Kegunaan Penelitian

Kegunaan penelitian adalah :
1.      Sebagai bahan dasar penulisan skripsi yang merupakan salah satu syarat untuk memempuh ujian sarjana di Fakultas Pertanian Universitas Asahan.
2.      Hasil penelitian ini diharapkan menjadi masukan dan sumbangan pemikiran bagi perguruan tinggi khususnya Fakultas Pertanian Universitas Asahan.








II. TINJAUAN PUSTAKA
A.  Sistematika Tanaman Jagung Baby Corn
Kedudukan jagung baby corn dalam taksonomi tumbuhan diklasifikasikan sebagai berikut :
 Kingdom   : Plantae
 Divisio       : Spermatophyta
 Subdivisio  : Angiospermae
 Class          : Monocotyledoneae
Ordo          : Poales
Familia      :  Poaceae(Graminae)
Genus        : Zea
Spesies      : Zea mays L ( Tjitrosoepomo, 2009).
Baby corn atau biasa disebut jagung semi atau jagung putri sebenarnya merupakan tongkol jagung yang dipanen waktu muda (belum berbiji). Mulanya sayuran ini hanya sebagai hasil sampingan panen jagung sehingga jumlahnya relatif sedikit dan sukar didapatkan di pasaran ( Siagian dan Harahap, 2001).
B.  Morfologi Tanaman Jagung Baby Corn
Daun jagung terdiri dari pelepah daun dan helaian daun. Helaian daun memanjang dan pelepah daun meruncing. Antara pelepah daun dan helaian daun dibatasi oleh specula yang berguna untuk menghalang masuknya air hujan atau embun kedalam pelepah daun ( Suprapto dan Marzuki, 2002).
Jagung berbentuk ruas. Ruas-ruas berjajar secara vertikal pada batang jagung. Pada tanaman jagung yang sudah tua, jarak antar ruas semakin berkurang (Belfield dan Brown, 2008). Batang tanaman jagung beruas-ruas dengan jumlah 10-40 ruas. Tanaman jagung umumnya tidak bercabang. Batang memiliki dua fungsi yaitu sebagai tempat daun dan sebagai tempat pertukaran unsur hara. Unsur hara dibawa oleh pembuluh bernama  xilem  dan  floem. Floem bergerak dua arah dari atas kebawah dan dari bawah ke atas. Floem membawa sukrose menuju seluruh bagian tanaman  dengan bentuk cairan.
Bunga tanaman jagung terdiri atas bunga jantan dan bunga betina yang letaknya terpisah. Bunga jantan terletak pada ujung tanaman, sedangkan bunga betina pada sepanjang pertengahan batang dan beberapa pada salah satu ketiak daun. Bunga terbentuk pada saat tanaman saat mencapai pertengahan umur     ( Suprapto dan Marzuki, 2002).
Buah jagung terdiri dari tongkol, biji, dan daun pembungkus. Biji jagung terletak pada tongkol yang tersusun memanjang. Perkembangan biji dipengaruhi beberapa factor antara lain varietas tanaman, tersedianya kebutuhan makanan dalam tanah, dan factor lingkungan seperti sinar matahari dan kelembaban udara. Biji jagung mempunyai bentuk, warna, dan kandungan endosperm yang bervariasi. Biji jagung tersusun dalam barisan yang melekat secara lurus atau berkelok. Biji ini terdiri dari 3 bagian utama yaitu kulit biji,endosperm, dan embrio ( Lakitan, 2004 ).

C.    Syarat Tumbuh Tanaman Jagung ( Zea mays L) Baby Corn.
a.   Iklim
Jagung merupakan tanaman daerah panas yang dapat tumbuh didataran rendah atau dataran tinggi yaitu sekitar 1m- 1000 m dari permukaan laut. Curah hujan yang diperlukan jagung yaitu 250 mm- 10000 mm, jagung juga dapat tumbuh di daerah beriklim sedang yaitu pada temperature 230C- 270C. Untuk pertumbuhan optimalnya, jagung menghendaki persyaratan penyinaran matahari penuh, tidak terlindung agar pertumbuhan jagung tidak merana, suhu optimal yang dikehendaki berkisar antara 250C – 340C, suhu semacam ini terdapat pada ketinggian 0m – 600m dpl, membutuhkan curah hujanyang cukup, terutama pada awal pertumbuhan( perkecambahan) dan pada saat pembungaan dan pengisiian biji. Pada lahan kering curah hujan yang dikehendaki antara 85mm/ bulan (Suprapto dan Marzuki, 2002).
b.   Tanah
              Jagung dapat tumbuh pada tanah berpasir maupun tanah liat berat. Namun tanaman jagung akan tumbuh lebih baik pada tanah yang gembur dan kaya akan humus dengan Ph Tanah antara 5,6- 7,5. Tanah yang padat serta kuat menahan air tidak baik bila ditanam jagung karma dapat menghambat pertumbuhan akarnya, bahkan membunuh akarnya. Tanah tempat penanaman jagung yang baik harus selalu dalam keadaan kering dan curah hujan tidak terlalu lebat. Oleh karna itu banyak ditanam pada akhir musim hujan. Tanah sebagai tempat penanaman jagung ialah tanah yang tidak terlalu basah, sebab apabila tanah terlalu basah akar akar tanaman jagung yang masih muda akan mudah membusuk ( Suprapto dan Marzuki, 2002).
D.    Peranan Pupuk Organik asal baglog jamur bagi Tanah dan Tanaman
Pupuk organik mempengaruhi kualitas produk tanaman yang hingga saat ini belum banyak diperhatikan. Tanaman sayuran yang dipupuk dengan pupuk organik akan lebih segar dan enak rasanya, serta daya simpannya lebih lama. Tanaman sayuran yang dipupuk dengan pupuk organik akan memiliki bobot yang lebih berat dibandingkan dengan sayuran an-organik ( Hendarsin dan Srijono, 2001).
Pupuk organik dapat berperan sebagai pengikat butiran tanah yang padat atau keras menjadi butiran yang lapang atau remah dalam pembentukan agregat yang mantap. Keadaan ini besar pengaruhnya pada keadaan struktur tanah, penyimpangan dan penyediaan air, aerasi tanah, dan suhu tanah. Senyawa atau unsur – unsur organik merupakan kandungan utama pupuk ini dapat dimanfaatkan tanaman setelah melalui proses dekomposisi didalam tanah (Marsono dan Sigit, 2001).
Pemberian pupuk organik sangat berpengaruh positif bagi tanaman. Baglog jamur adalah media tanam jamur yang digunakan sebagai bahan produksi jamur. Pada media ini nantinya akan dikondisikan agar tumbuh jamur. Istilah baglog mengandung arti kantung (bag) media berbentuk kayu gelondongan (log). Ketika plastik media dilubangi atau sobek, dari lubang itulah akan tumbuh jamur. (Djojosuwito dkk, 2000).
E.     Peranan Pupuk NPK Mutiara terhadap Tanah dan Tanaman
Hara N, P, dan K merupakan hara esensial bagi tanaman dan sekaligus
menjadi faktor pembatas bagi pertumbuhan tanaman. Peningkatan dosis pemupukan N di dalam tanah secara langsung dapat meningkatkan kadar protein (N) dan produksi tanaman jagun baby corn, tetapi pemenuhan unsur N saja tanpa P dan K akan menyebabkan tanaman mudah rebah, peka terhadap serangan hama penyakit dan menurunnya kualitas produksi pemupukan P yang dilakukan terus menerus tanpa menghiraukan kadar P tanah yang sudah jenuh dapat pula mengakibatkan menurunnya tanggap tanaman terhadap pemupukan P dan tanaman yang dipupuk P dan K saja tanpa disertai N, hanya mampu menaikkan produksi yang lebih rendah. Pupuk K merupakan hara makro, yang diserap tanaman dalam jumlah yang banyak. Hara K berfungsi dalam proses fotosintesis dengan memperlancar proses masuknya CO2 lewat stomata, transport fotosintat, air dan gula, serta dalam sintesis protein dan gula ( Lingga dan Marsono, 2007).
F.     Mekanisme Serapan Unsur Hara Melalui Akar
Masuknya unsur hara melalui akar dan selanjutnya ke organ tanaman diatas tanaman melalui tahapan yaitu masuknya unsure hara dari larutan tanah ke epidermis kemudian ke sitoplasma dan antar sel-sel penyusun jaringan akar, selanjutnya trasportasi unsur hara dari xylem ke akar jaringan organ tanaman diatas tanah. Setelah ion-ion berada dalam xylem, maka ion- ion tersebut akan diangkat keatas melalui daerah gabungan xylem akar dan batang sampai ke mesofil daun (Agustina, 2004).
 Proses diangkut keatasnya ion- ion tersebut mengikuti aliran transfirasi, karna ada aliran transfirasi tidak hanya air murni tetaapi juga berisi ion- ion yang akan dikirim ke dinding sel- sel daun. Ion- ion yang sudah sampai ke daun dapat pula keluar dari daun melalui proses pencucian, gutasi, ekskreasi garam, dan gugurnya daun ( Agustina, 2004).















III.       BAHAN  DAN  METODE
A.     Tempat  Dan Waktu
Penelitian ini dilaksanakan di Jalan Durian Kisaran, Kabupaten Asahan, dengan topografi datar dan tinggi tempat 12 m dpl. Penelitian dilaksanakan bulan Juli 2013 sampai dengan Agustus 2013.
B.      Bahan dan Alat
 a.   Bahan
1.   Benih jagung Bisi 2 varietas unggul nasional.
2.   Pupuk organik asal beklot jamur dengan kadar air 60 %.
3.   Pupuk NPK Mutiara 16 : 16 : 16 ( NPK Mutiara)
4.   Insektisida digunakanDECIS 2,5 EC ( bahan aktif Deltamethrin 25 g/l)
5.   Fungisida digunakan COZEB 80 WP Mankozeb 80%.
 b.   Alat
1.   Cangkul, parang, dan babat.
2.   Gembor dan handsprayer
3.   Meteran sebagai alat ukur, papan kode perlakuan, kode ulangan, plat  tanaman sampel, dan papan judul penelitian
4.   Ember, Alat tulis, kalkulator, dan timbangan.



C.       METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok ( RAK) Faktorial dengan dua factor. Rancangan ini merupakan rancangan untuk percobaan lapangan yang sederhana.
1.   Faktor pemberian pupuk organik asal baglog jamur terdiri dari 4 taraf yaitu:
BO =  0 ton/ ha                ( 0 kg / plot)
B1  =  5 ton/ ha                ( 1,25  kg / plot)
B2  =  10 ton/ ha              ( 2,50 kg / plot)
B3  =  15 ton/ ha              ( 3,75 kg/  plot)
2.   Faktor pemberian pupuk NPK Mutiara terdiri dari 3 taraf yaitu :
NO =  O kg NPK mutiara/ ha  ( 0 g / plot)
N1  =  300 kg NPK mutiara/ ha  ( 45 g / plot)
N2  =  600 kg NPK mutiara/ ha  ( 90 g / plot)
Jumlah kombinasi perlakuan sebanyak 4 x 3 = 12 perlakuan antara lain :
        B0N0              B1N0              B2N0              B3N0
        B0N1              B1N1              B2N1              B3N1
        B0N2              B1N2              B2N2              B3N2
Berdasarkan kombinasi perlakuan maka jumlah ulangan dapat ditentukan sebagai berikut:
Dengan banyak ulangan :
 (t-1) (n-1)           ³      15
(12-1) (n-1)         ³      15
          11 (n 1)            ³      15
11 n - 11              ³     15
11 n ≥ 15 + 11
11 n ≥ 26
n ≥ 26 / 11       n ≥ 2,4
Karena n lebih dari atau sama dengan 2,4 maka diambil lebih dari 2,4 yaitu 3 ulangan,susunan plot percobaan adalah sebagai berikut:
Jumlah ulangan                                   : 3 ulangan
Jumlah kombinasi perlakuan               : 12 perlakuan
Jumlah plot                                          : 36 plot
Jumlah tanaman per plot                     : 16 tanaman
Jumlah tanaman sampel per plot         : 4 tanaman
Jumlah tanaman sampel seluruhnya    : 144 tanaman
Jumlah tanaman seluruhnya                : 576 tanaman
Jarak antar ulangan                             : 100 cm
Jarak antar plot                                    : 50 cm
Jarak tanam                                         : 75 cm x 15 cm
Panjang plot                                        : 100 cm
Lebar plot                                            : 150 cm
Sebagai berikut
Yijk     = µ + αi + βj + φk + (αβ) jk + Σ ijk
Dimana :
Yijk    =  Hasil pengamatan pada ulangan ke-i, perlakuan pemberian pupuk  organik asal beklot  pada taraf ke-j, dan factor pemberian pupuk NPK Mutiara  pada taraf  ke - k.
µ          =  Efek nilai tengah
αi         =  Efek dari pemberian pupuk organik asal beklot
βj         =  Efek dari  pemberian pupuk NPK Mutiara
φk        =  Efek ulangan taraf ke-k
(αβ) ij  = Efek kombinasi antara pemberian pupuk organik asal beklot pada taraf ke-i dan  pemberian pupuk NPK Mutiara pada taraf ke-j.
Σ ijk    =  Efek galat pada factor pemberian pupuk organik asal beklot taraf ke-i dan pemberian pupuk NPK Mutiara pada taraf ke-j pada ulangan ke- k.
D.    Pelaksanaan Penelitian
  1. Persiapan lahan
                        Lahan dibersihkan dari kotoran, seperti bebatuan, kayu, akar, dan sisa tanaman. Kemudian tanah dicangkul dan digemburkan. Pengolahan tanah bertrujuan untuk membersihkan gulma dan memperbaiki sifat fisik dan biologi tanah. Pengolahan nya yaitu dengan membalik, mencacah, dan meratakan tanah agar tanah menjadi gembur. Pembuatan plot percobaan dibuat dengan ukuran150 x100 cm sebanyak 27 plot dengan jarak ulangan 100 cm dan jarak antar plot 50 cm.

  1. Penanamam
Satu minggu setelah pengolahan tanah dan pembuatan plot selanjutnya dilakukan penanaman dengan membuat tugal sedalam 3 cm. Benih selanjutnya dimasukkan kedalam lubang tanam dengan jmlah 2 butir / lubang, kemudian lubang tanam ditutup secara hati- hati dengan tanah gembur. Untuk mendaopatkan agar tanaman tumbuh sejajar sesuai jarak tanam maka dapat digunakan batuan tali plastic ketika membuat lubang tanam.
3.   Pemupukan
Pemberian pupuk organic asal beklot jamur dilakukan sebanyak 1 kali pada saat selesai pembuatan plot penelitian dengan cara menaburkan diatas plot secara merata dengan dosis sesuai perlakuan, sedangkan pemberian NPK Mutiara dilakukan sebanyak 2 kali yakni setengah dosis pada saat setelah tanam dan setengah dosis juga pada saat tanaman berumur 2 MST. Pemberian pupuk dengan cara ditugal dalam tanah untuk menghindari penguapan.
4.   Pemeliharaan
      a. Penyulaman
                        Penyulaman bertujuan mempertahankan populasi, penyulaman dilakukan terhadap tanaman yang mati atau pertumbuhannya kurang baik. Penyulaman dapat dilakukan pada saat tanaman berumur 1 s/d 2 minggu setelah tanam dengan menggunakan tanaman barier yang telah dipersiapkan.
b.      Penyiangan dan pembubunan
Penyiangan bertujuan untuk menghindari persaingan antar tanaman dengan gulma dalam hal penyerapan unsur hara, penyiangan dilakukan dengan interval 2 minggu sekali. Pembubunan dilakukan bersamaan dengan penyiangan. Pembubunan bertujuan untuk menutup disekitar perakaran agar batang tanaman menjadi kokoh dan tidak mudah rebah sekaligus menggemburkan tanah disekitar tanaman.
c.       Penyiraman
Penyiraman dilakukan setiap hari, yaitu pada pagi dan sore hari kecuali bila hujan turun deras yang diperkiran telah mencukupi kebutuhan tanaman. Penyiraman dengan menggunakan gembor.
d.      Pengendalian hama dan penyakit.
Pengendalian hama penyakit dengan menggunakan pestisida. Untuk hama tanaman dapat menggunakan insektisida, sedangkan untuk mengendalikan penyakit dengan menggunakan fungisida.
5.   Pemanenan
Panen dilakukan dua hari setelah rambut tongkol keluar (silking) pada pagi atau sore hari. Setelah tongkol keluar, harus dilakukan pengontrolan agar panen tidak terlambat. Sebab keterlambatan sehari saja bisa mengurangi kualitas baby corn. Hal ini disebabkan semakin hari tongkol akan semakin mengeras dan membesar sehingga tidak memenuhi mutu yang disukai konsumen. Sebaliknya panen tongkol yang lebih awal akan diperoleh baby corn yang masih terlalu lunak. Sehingga ujung tongkol lebih mudah patah kualitasnya menurun. Ditinjau dari segi standar mutu baby corn, memang belum ada ketentuan baku tentang standar mutu. Setiap konsumen memiliki standar mutu sendiri misalnya : Taiwan menetapkan panjang baby corn sekitar 10 cm dan diameter sekitar 1,2 cm; Philipina menetapkan panjangnya sekitar 4-11 cm dan diameternya sekitar 0,8-1,18 cm.
E.     Peubah Amatan
  1. Tinggi tanaman jagung (cm).
Pengukuran tinggi tanaman dilakukan dari permukaan tanah hingga bagian tertinggi dengan cara meluruskan daun keatas. Pengukuran dilakukan pada umur 2,4, dan 6 MST.
  1. Diameter Batang (cm)
Pengukuran diameter batang dilakukan setelah tanaman berumur 2, 4, dan 6 MST. pengukuran dilakukan pada ruas pertama diatas permukaan tanah, ruas tengah, dan ujung batang dan kemudian dirata- ratakan.
  1. Jumlah Janten Per tanaman Sampel.
Jumlah janten diambil dari per tanaman sampel yaitu dengan cara dihitung.
4.      Berat janten berkelobot per tanaman sampel (kg).
Berat janten diambil dari masing- masing tanaman sampel pr plot dengan cara menimbang berat janten basah berikut dengan kelobot.
  1. Produksi janten tanaman berkelobot per plot (kg)
Produksi per plot ditentukan dengan menimbang berat janten basah   berikut dengan kelobot per plot.

















DAFTAR PUSTAKA
Agustina, L. 2004. Dasar Nutrisi Tanaman. Rineka Cipta. 2004.
Belfield, Stephanie & Brown, Christine. 2008. Field Crop Manual: Maize (A Guide to Upland Production in Cambodia). Canberra.
Djojosuwito, Soedijono, Azolla. 2000. Pertanian Organik dan Multiguna. Yogyakarta : Penerbit Kanisius.
Hendarsin dan Srijono. 2001. Pupuk Organik. Penebar Swadaya. Jakarta.
http:// budidaya.blogspot.com/2011/06/18. baby corn.html.
Lakitan, B. 2004. Dasar Dasar Fisiologi Tumbuhan. PT. Raja Grafindo. Jakarta.
Lingga, P dan Marsono. 2007. Petunjuk Penggunaan Pupuk. Penebar Swadaya. Jakarta.
Marsono dan P. Sigit. 2001. Pupuk akar. Jenis dan Aplikasi. Penebar Swadaya. Jakarta.
Novizan, 2005. Petunjuk Pemupukan Yang Efektif, Cet I. Agro Media Pustaka. Jakarta
Pusat Penelitian dan Pengembangan Pangan, 2007. Pangan.litbang.deptan.go.id  www.puslitbang.bogor.net. Diakses pada tanggal 01 Nopember 2012.
Suprapto, HS dan A.R. Marzuki. 2002. Bertanam Jagung. Penebar Swadaya. Jakarta.
Siagian, M.H. dan Harahap, R. 2001. Pengaruh Pemupukan dan Tanaman Jagung terhadap  Produksi Baby Corn pada tanah podsolik merah kuning. Jurnal Penelitian Universitas Muhammadiyah Jakarta. Vol 7 (3) PP : 331- 340. Jakarta.
Tjitrosoepomo, Gembong. 2009. Morfologi Tumbuhan. Yogyakarta. Gadjah Mada University Press.

















Lampiran 1. Bagan Plot Percobaan.

Us                                                                                                                     
II

I

III


B0N3

B0N2

B0N1







B3N1

B3N3

B3N3







B3N2

B3N2

     B3N2







B2N3

B0N1

B3N1







B0N2

B2N3

B0N2







B1N3

B0N3

B2N3







B2N2

B1N3

B2N3







B3N3

B2N2

B1N1







B1N2

B3N1

B2N1







B2N1

B1N2

B0N3







B1N1

B2N1

B1N2







B0N1

B1N1

B1N3